Enung (34), ibu dari Muhammad Raihan (1,5), belum tahu anaknya menjadi korban tewas dalam kecelakaan maut antara BMW X5, yang dikemudikan Rasyid Rajasa, dan Daihatsu Luxio yang ditumpanginya, Selasa (1/1/2013) kemarin. Enung bersama putranya, Rifan (8), turut menjadi korban luka dari kecelakaan yang terjadi di Tol Jagorawi Km 3+350 itu. Ia masih dirawat di Rumah Sakit Polri Bhayangkara Raden Said Sukanto, Jakarta Timur.
Yayok mengungkapkan, sejak dibawa ke RS Polri, Selasa pagi, sesaat setelah kejadian, kedua korban dalam kondisi stabil meski mengalami sejumlah luka lecet dan benturan. Keduanya ditangani beberapa dokter, yakni dokter spesialis anak, dokter bedah, dan dokter saraf.
Atas keluhan tersebut, kedua pasien dilakukan serangkaian pemeriksaan mulai dari CT scan, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan laboratorium. Hasil dari serangkaian pemeriksaan itu, lanjut Yayok, bisa diketahui tiga hingga empat hari ke depan. Hingga kini, Enung dan Rifan masih dirawat di Unit Cendrawasih RS Polri. Enung dirawat di ruangan 4, sementara Rifan dirawat di ruangan 6. Turut mendampingi sanak saudara dari Enung dan Rifan. Sementara Raihan telah dimakamkan di tempat pemakaman keluarga di kampung halamannya, Ciaul, Kababungan, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu pagi.
"Saya sudah bertemu dan berbicara dengan semua keluarga Enung dan Eman (ibu dan ayah Raihan), mereka mau menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan dan musyawarah," ujar Sukardi (44), paman Raihan, saat dihubungi Rabu (2/1/2013).
Sukardi menjelaskan, alasan keluarga bersedia menempuh jalur damai karena menyadari bahawa tidak ada satu pun yang menghendaki kecelakaan tersebut terjadi. Pihak keluarga pun menganggap, kecelakaan maut itu merupakan musibah. Meski demikian, Sukardi berharap, pengemudi BMW, Rasyid Rajasa, yang merupakan putra Menko Perekonomian Hatta Rajasa, serius dalam menangani permasalahan ini. Pasalnya, meski utusan keluarga Rasyid Rajasa telah datang dan berbicara mengenai akan ditanggungnya biaya administrasi, hingga kini belum ada pembicaraan terkait besaran santunan.
"Orangnya datang kemarin (Selasa), saya cuma sebentar di rumah sakit. Yang pasti mereka sudah meminta maaf dan bersedia menanggung semua biaya," lanjutnya.
Pascakejadian, Hatta menyatakan, keluarganya akan memberikan pertolongan kepada korban yang luka dan keluarga korban yang meninggal. Ia juga menyatakan keinginannya untuk hadir dan minta maaf secara langsung kepada keluarga korban.
Rangga Nugraha, saksi yang mengaku membantu korban pada kejadian BMW M Rasyid Amirullah, anak Menko Perekonomian Hatta Rajasa, menabrak mobil Luxio di tol Jagorawi km 3,5, sempat menggendong Raihan, bayi yang akhirnya meninggal akibat kejadian maut tersebut.
Dalam kicuannya di twitter, (1:52 PM – 2 Jan 13 from Megamendung, Bogor seperti yang tercatat di timeline akun @Rga_Nugraha), Rangga menulis, “Dan innalillahi, cid. Lewat doi ternyata..(Alm.harun) . Bocah yg gue gendong jg lewat akhirnya (alm.raihan) :’( pray for them.”
Sebelumnya muncul tudingan miring tentang Rangga di twitter dan dari pemberitaan detik.com. Sebagian menilai Rangga memang diskenariokan menjadi saksi yang meringankan Rasyid.
Atas tudingan tersebut, Rangga menulis “Dear haters.. I’m just sayin a fact. Alhamdulillah belom ada orangnya HR dtg kesini ngeguyur gue pake duit #kode #sarcasm )))))” yang dikicaukan pada pukul 21:10, 2 Januari 201 dari Megamendung.
Rangga juga menulis menanggapi komentar miring tentang dirinya menyusul pemberitaan detik.com.
“Ok yg komentar negative di detikcom, gue gak kenal rasyid. Gak peduli jg dia anak siapa. Tp gue respek sm attitude&responsiblenya #sikap ” Pesan itu dia tulis pada 17:29 (2 Januari 2013).
Tabrakan BMW yang dikemudikan Rasyid dengan Luxio menelan dua korban meninggal yaitu Harun, 57 tahun, dan Raihan yang masih berusia 14 bulan. Rasyid sendiri disebut-sebut mengalami trauma psikologis setelah kejadian tersebut.
Saat ditemui detikcom pada Rabu (2/1/2013), di rumahnya di Mega Mendung, Puncak, Bogor, Rangga siap bersaksi ke polisi menceritakan kronologi peristiwa itu. Dia menegaskan dia hanya bermaksud membantu para korban dan tidak fokus pada sosok Rasyid. Lagi pula dia tidak tahu siapa Rasyid.
Rangga tinggal bersama ayah dan ibunya. Dia anak kedua dari 4 bersaudara. Sebuah sedan BMW terparkir di rumahnya yang seperti vila.
Rangga yang berada 100 meter di belakang
mobil Rasyid, langsung banting setir ke kiri, kemudian ke kanan dan berhenti di
depan mobil Rasyid. Rangga melihat airbag di mobil Rasyid sudah terkembang.
Rasyid dilihatnya langsung turun dari mobil.
"Rasyid cukup humble yah, dia turun
dan langsung tarik semua yang ada di tengah jalan, 'Ayo kita ke rumah sakit
dulu'. Saat itu ada 2 mobil berhenti, mobil saya yang berhenti dan Terrano
hitam. Terrano hitam cuma jalan pelan dan cuma melihat dan tanya-tanya. Rasyid
sendirian," jelas Rangga Nugraha saat dihubungi detikcom, Rabu (2/1/2012).
Rangga dan Rasyid yang turun kemudian
saling membantu mengevakuasi korban. Ada sekitar 3-4 orang bergelimpangan di
sana, seorang laki-laki paruh baya yang dilihatnya sudah tak bernyawa karena
kondisi kepalanya sudah terbuka. Dan satu anak kecil yang belakangan diketahui
bernama Raihan, saat itu masih bernafas.
Karena mobil Rasyid tak bisa jalan usai
kecelakaan, Rangga sukarela mengantarkan korban-korban itu ke RS UKI. Setelah
itu banyak kendaraan melalui lokasi kecelakaan pelan-pelan dan menyalahkan
Rasyid.
"Dia cukup responsible, dia bilang
'Soal urusan polisi, nanti gue yang tanggung jawab, yang penting selametin
dulu'" jelas Rangga.
Yang dia sayangkan, ambulans datang ke
lokasi cukup lambat, sekitar 30 menit dari waktu kejadian.
"Sayangnya cuma 1 ambulans, tapi
begitu petugas datang handelnya cepet sih nggak sampai 5 menit. 1 Ambulans dan
1 Mobil Jasa Marga," jelasnya.
Rangga kemudian meminta SIM Rasyid untuk
jaminan di Rumah Sakit. Rangga kemudian mengevakuasi bocah Raihan yang tampak
tak ada luka di luar, beserta topi boneka beruangnya.
"Saya dropping ke RS UKI, saya bawa
SIM-nya Rasyid, karena jujur untuk korban cover biaya karena biasanya diminta
jaminan siapa yang bertanggung jawab di rumah sakit kan. Tapi karena petugas
Jasa Marga ikut dan Jasa Marga ikut handle, saya balik (ke lokasi
kecelakaan)," imbuhnya.
Polisi memastikan bahwa dalam kasus
kecelakaan maut antara BMW X5 dan Daihatsu Luxio di Tol Jagorawi pada Selasa
(1/1/2013), sopir Daihatsu Luxio tidak melarikan diri.
"Dari olah TKP, Mobil Luxio tersebut
terseruduk dari belakang, goyang, pintunya terbuka, dan sempat menjauh sekitar
50 meter karena (sopir) harus menstabilkan dulu sebelum berhenti mendadak. Jika
tidak, akan terguling," terang Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes
Pol Rikwanto, Kamis (3/1/2013).
Selain itu, Rikwanto juga menegaskan
bahwa tidak ada saksi yang bernama Rangga Nugraha dalam kasus kecelakaan
tersebut.
"Yang bilang dia (Rangga) saksi
siapa? Yang bilang kan dia sendiri. Nanti saya bikin Twitter juga, saya ngarang
sendiri," sanggah Rikwanto.
Rangga Nugraha dalam keterangannya di
sebuah media online mengaku menolong korban dan membawa
dengan mobilnya ke RS UKI. Rangga diyakini sebagai saksi kunci berdasarkan
"kicauannya" di Twitter.
Lebih lanjut, Rikwanto mengatakan bahwa
media jangan terpengaruh dengan isu-isu yang beredar sebelum mengecek
kebenarannya.
"Jangan terpengaruh ya dengan yang
begini (kesaksian Rangga). Kok dia seolah-olah lebih tahu dari polisi. Kenapa
dia enggak datang ke pos polisi aja," kata Rikwanto.
Sejauh ini, polisi telah melakukan
pemeriksaan terhadap 14 orang, yang terdiri dari 1 tersangka dan 13 saksi.
Tersangka ialah Rasyid sendiri, sementara para saksi terdiri dari:
1. Frans Jonar Sirait (sopir Daihatsu Luxio).
2. Enung (korban luka-luka).
3. Supriyati (korban luka-luka).
4. Eman (suami Enung).
5. Prilla Kinarti (pacar Rasyid).
6. Ipda Suhadi (anggota Polres Jakut, yang
kebetulan lewat saat kejadian).
7. Bripka Cahyadi (anggota PJR).
8. Brigadir Dedi (anggota PJR).
9. Aiptu Endang (anggota Laka Lantas Polres
Jaktim).
10. Unggul (petugas Jasa Marga).
11. Komang (petugas jalan tol).
12. Momon (petugas mobil derek).
13. Ny Harun (istri salah satu korban meninggal,
Harun).
Menurut penjelasan Rikwanto, tidak lama
setelah kejadian, Rasyid dan Frans keluar dari mobil dan saling membantu
menyelamatkan para korban, kemudian datang Ipda Suhadi yang kebetulan melintas. Ipda Suhadi kemudian menghubungi petugas
PJR (Bripka Cahyadi dan Brigadir Dedi) serta anggota Polres Jaktim Aiptu
Endang. Selanjutnya, para pihak keamanan yang dihubungi tersebut tiba dengan
disertai mobil derek dan ambulans.
Keberadaan Muhammad Rasyid Amrullah (22), yang mengalami
kecelakaan pada Selasa (1/1/2013) pukul 05.45 WIB, sebelumnya tak diketahui
publik. Pasalnya, saat menggelar jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Rabu
(2/1/2013) pukul 11.00 WIB, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto
mengatakan, Rasyid tengah dirawat di sebuah rumah sakit, tetapi dia tidak
menyebutkan rumah sakit yang dimaksud.
Baru pada Rabu sore, keberadaan putra bungsu Menko
Perekonomian Hatta Rajasa itu diketahui, yaitu tengah menjalani perawatan di
Rumah Sakit Umum Pusat Pertamina. Hal ini dibenarkan oleh dr Indra Maulana,
Kepala Administrasi Medis RSPP, Rabu sore (2/1/2013).
"Benar, anak dari Bapak Hatta Rajasa dirawat di rumah
sakit ini," kata dr. Indra Maulana.
Mengenai kondisi Rasyid, dr. Maulana mengatakan, luka yang
dialami Rasyid baik dan kondisinya stabil. Sejak Senin kemarin, kata dr
Maulana, Rasyid dirawat di ruang President Suite RSUP Pertamina.
Mengenai spesifikasi lukanya, pihak rumah sakit tidak
dapat memberi tahu. "Untuk masalah medisnya, kami tidak bisa menjelaskan
lebih lanjut karena permintaan dari keluarga pasien dan rahasia medis,"
kata Maulana.
Rasyid diketahui tidak
dirawat di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur. Padahal, dalam kasus kecelakaan
sebelumnya, seorang tersangka yang juga mengalami luka pasti menjalani
pemeriksaan dan perawatan medis di RS Polri untuk proses hukum lebih lanjut.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Penerangan Masyarakat
Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengaku belum mengetahui pasti
mengapa anak bungsu Menteri Koordinator Perekonomian RI Hatta Rajasa itu tidak
dirawat di RS Polri. Menurutnya, meski tidak dirawat di RS Polri, penyidikan
terhadap Rasyid tetap berjalan.
"Nanti kita lihat, kita cari tahu, yang jelas dalam
pengawasan penyidik," terang Boy di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Boy membantah adanya spesialisasi penanganan kasus anak
pejabat tersebut. Kini, Rasyid diketahui sedang dirawat di Rumah Sakit Umum
Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, dan menempati ruang President Suite.
"Kita tunggu progres penanganan selanjutnya seperti
apa karena yang mengalami sakit dalam perawatan, pengemudi juga dalam perawatan
di rumah sakit, tapi proses penyidikan berjalan," tambah Boy.
Untuk diketahui sebelumnya, ada beberapa kasus kecelakaan
maut lainnya pernah terjadi, antara lain sopir Xenia maut
Afriyani, model seksi Novi Amelia,
dan pengemudi Livina
maut Andhika. Dalam ketiga kasus menghebohkan itu, setelah
ditetapkan pihak kepolisian sebagai tersangka, ketiga orang tersebut sempat
menjalani pemeriksaan dan perawatan medis di RS Polri agar dapat diperiksa
lebih lanjut secara hukum.
Dokter Muhammad Yayok MS Spdk, Kepala Sub Pelayanan Medis
Rumah Sakit Polri Bhayangkara Raden Said Sukanto, pun ikut membenarkan bahwa RS
Polri menjadi rumah sakit rujukan bagi tersangka yang mengalami gangguan medis.
"Yang bersangkutan sakit nggak?
Kalau sakit ya seharusnya dirawat," ujar Yayok.
Rasyid pun baru ditetapkan menjadi tersangka atas kasus
kecelakaan maut di Tol Jagorawi yang merenggut dua nyawa itu, satu hari setelah
kecelakaan terjadi. Terkait penetapan tersangka yang terkesan terlambat, Boy
kembali membantah polisi melakukan spesialisasi terhadap putra besan Presiden
RI Susilo Bambang Yudhoyono itu
"Mungkin ada masalah komunikasi saja. Tapi, semuanya
secara transparan,” ujar Boy.
Pemeriksaan sementara, kecelakaan terjadi karena Rasyid
yang baru pulang dari merayakan tahun baru itu mengantuk. Mobilnya melaju
kencang dan menabrak Daihatsu Luxio dari belakang sehingga penumpang mobil
Daihatsu pun terpental ke luar jalan.
Perkembangan kondisi kesehatan Rasyid yang
dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, dalam kondisi
cukup stabil. Namun, akibat kecelakaan tersebut Rasyid mengalami trauma psikis.
Dr. Endah Ronawulan, psikiater kesehatan
jiwa yang menangani Rasyid, mengatakan, kondisi Rasyid saat ini tengah
mengalami trauma psikis yang menurut dia bisa terjadi kepada seseorang
pascamengalami suatu peristiwa.
"Hal ini bisa terjadi kepada setiap
orang yang menyaksikan atau mengalami trauma psikologis. Pasien ini kesulitan makan atau tidur. Hal ini biasa terjadi pada usia 20
tahun menuju dewasa. Dia mengalami ketakutan," kata Endah, dalam
konferensi pers, di gedung Graha RSPP, lantai 8, Jakarta Selatan, Kamis
(3/1/2013) pagi.
Kondisi yang menimpa Rasyid, menurut dia,
sedang memerlukan perawatan. Rasyid dikatakannya tengah mengalami ketakutan dan
tengah memikirkan mengenai masa depannya. Hal ini diduga berkaitan dengan kasus
kecelakaan yang mengakibatkan dua orang tewas serta proses hukum yang akan
ditempuh Rasyid dalam kasus kecelakaan yang melibatkannya. Saat ini, polisi
sudah menetapkan Rasyid sebagai tersangka kasus kecelakaan itu.
"Ini ketakutan kecemasan akan masa
depan. Beliau sedang sekolah, sedang ujian, sedang kebingungan anaknya,"
ujar Endah.
Sementara itu, Abdul Haris Tri Prasetya,
dokter spesialis penyakit dalam RSPP, mengatakan, ia menangani Rasyid dengan
beberapa jenis keluhan sakit.
"Saya merawat Rasyid, dengan keluhan nyeri di perut, mual, muntah, sakit kepala, dan kita
dapatkan dengan kondisi badan yang lemah. Ada gangguan pencernaan pada bagian
atas," jelas Haris.
Dirawatnya Rasyid Amrullah Rajasa di
Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) menimbulkan kesan adanya perlakuan istimewa.
Mengapa putra bungsu Hatta Rajasa tersebut tidak dirawat di RS Polri?
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya
Komisaris Besar Rikwanto menyatakan, meski Rasyid dirawat di RSPP, hal tersebut
bukan sebagai bentuk pilih kasih atau mengistimewakan.
"Masalah dirawat di RS Polri itu
bukanlah soal harus atau tidak karena yang dipentingkan adalah keselamatan dari
pihak terkait," kata Rikwanto, Kamis (3/1/2013).
Ia juga menjelaskan bahwa Rasyid bukanlah
satu-satunya tersangka yang tidak dirawat di RS Polri. "Dulu tersangka
kasus penipuan pingsan saat diinterogasi dan dia dibawa ke RS Dharmais,"
kata Rikwanto.
Rikwanto juga menjelaskan bahwa
penjemputan terhadap Rasyid akan dilakukan setelah pihak rumah sakit memberikan
pernyataan kondisi Rasyid. Setelah itu, baru akan dijemput pihak kepolisian.